RESUME 3 MATA KULIAH PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
MOTIVASI DAN PROSES KOGNITIF
Apa Motivasi itu?
Motivasi
adalah proses yang memberi semnagat, arah, dan keigihan perilaku. Artinya,
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan
bertahan lama. Motivasi merupakan aspek yang sangat penting di dalam pengajaran
dan komponen utama dari prinsip psikologi learned
center (Murid lah yang paling berperan aktif di dalam proses belajar
mengajar, dan guru sebagai pemberi motivasi untuk murid agar lebih aktif).
Ada sebuah cerita tentang seseorang
yang mendapakan motivasi dari dalam dirinya, yaitu Terry Fox. Ketika Terry Fox
masuk rumah sakit karena kanker, dia berkata kepada dirinya sendiri bahwa jika
dia bisa bertahan hidup maka dia akan melakukan sesuatu untuk membantu mendanai
riset kanker. Tindakan Terry Fox ini dilakukannya dengan semangat, punya arah
(tujuam) dan gigih (bertahan lama).
Kisah Tery Fox digambarkan dalam
film The Power of Purpose. Seorang guru grade enam memperlihatkan film itu kepada
anak-anak didiknya dan meminta muridnya untuk menulis apa yang mereka pelajari
dari film tersebut. Seorang murid menulis, “Saya mempelajari bahwa jika sesuatu
yang buruk terjadi pada Anda, Anda harus terus maju, terus mencoba. Bahkan jika
tubuh Anda sakit, semangat Anda tidak boleh lenyap.”
Dari kisah tersebut, motivasi murid
di kelas berkaitan dengan alasan di balik perilaku murid dan sejauh mana
perilaku mereka diberi semangat, punya arah dan dipertahankan dalam jangka
lama. Misal, jika seorang murid berusaha keras untuk memecahkan soal matematika
sampai tuntas, maka dia mempunyai motivasi yang besar.
Perspektif tentang Motivasi
§ Perspektif Behavioral.
Perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci
dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif
atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Insentif dapat menambah
minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku
yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat. Insentif yang
dipakai guru di kelas antara lain: memberikan berupa pujian, tanda bintang,
sertifikat prestasi, memberi penghargaan atau pengakuan kepadamurid karena
mengerjakan sesuatu dengan bagus, mendapat nilai bagus, dan hal sebagainya.
Tipe insentif lain difokuskan pada pemberian izin kepada murid untuk melakukan
sesuatu yang spesial, seperti aktivas yang mereka inginkan, sebagai ganjaran
atas hasil mereka yang baik.
§ Perspektif Humanistis.
Perspektif humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan
kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka, dan kualitas positif
(seperti peka terhadap orang lain). Perspektif ini berkaitan erat dengan
pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu
sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Jadi menurut hierarki kebutuhan
Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut:
1. Fisiologis:
lapar, haus, tidur;
2. Keamanan
(safety): bertahan hidup, seperti perlindungan dari perang dan kejahatan;
3. Cinta
dan rasa memiliki: keamanan (security), kasih saying, dan perhatian dari orang
lain;
4. Harga
diri: menghargai diri sendiri;
5. Aktualisasi
diri: realisasi potensi diri.
Aktualisasi
diri, kebutuhan yang tertinggi dan sulit dalam hierarki Maslow, diberi
perhatian khusus. Aktualisasi diri adalah motivasi untuk mengembangkan potensi
diri secara penuh sebagai manusia. Menurut Maslow, aktualisasi diri
dimungkinkan hanya setealah kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi. Maslow
memperingatkan bahwa kebanyakan orang berhenti menjadi dewasa setelah mereka
mengembangkan level harga diri yang tinggi dan karenanya tak pernah sampai ke
aktualisasi diri.
§ Perspektif Kognitif.
Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Belakangan
ini muncul minat besar pada motivasi menurut perspektif kognitif. Minat ini
berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu,
atribusi mereka (persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalan,
terutama persepsi bahwa usaha adalah faktor penting dalam prestasi), dan
keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara
efektif.
Jadi,
perspektif behavioris memandang motivasi murid sebagai konsekuensi dari
insentif eksternal, sedangkan perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan
eksternal seharusnya tidak dilebih-lebihkan.
Perspektif
kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan R.W.White (1959), yang
mengusulkan konsep motivasi kompetensi,
yakni ide bahwa orang termotivasi untuk
menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan
memproses informasi secara efisien. White mengatakan bahwa orang melakukan
hal-hal tersebut bukan karena kebutuhan biologis, tetapi karena orang punya
motivasi internal untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif.
§ Perspektif Sosial.
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan
orang lain secara aman. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi
mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka
dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
Murid sekolah yang punya hubungan yang penuh perhatian dan suportif biasanya
memiliki sikap akademik yang positif dan lebih senang bersekolah. Dalam sebuah
studi berskala luas, salah satu faktor terpenting dalam motivasi dan prestasi
murid adalah persepsi mereka mengenai apakah hubungan mereka dengan guru
bersifat positif atau tidak.
Motivasi Untuk Meraih Sesuatu
Motivasi
Ekstrinsik dan Intrinsik
Motivasi
Ekstrinsik adalah melakukan segala sesuatu untuk mendapatkan
sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering
dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya,
murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik.
Persepektif behavioral menekankan arti penting dari motivasi ekstrinsik dalam
prestasi ini, sedangkan pendekatan kognitif dan humanistis lebih menekankan
pada arti penting dari motivasi intrinsic dalam prestasi.
Motivasi
intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi
sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid mungkin belajar
menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid
termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi
tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang
mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk control. Pujian juga
bisa memperkuat motivasi intrinsic murid.
Determinasi
Diri dan Pilihan Personal. Salah satu pandangan tentang
motivasi intrinsic menekankan pada determinasi diri. Dalam pandangan ini, murid
ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan
karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Para periset menemukan bahwa motivasi
internal dan minat intrinsic dalam tugas sekolah naik apabila murid punya
pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran
mereka.