Jumat, 31 Maret 2017

RESUME 1 MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN: Psikologi Pendidikan dan Ruang Lingkupnya


RESUME 1 MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Psikologi Pendidikan dan Ruang Lingkupnya

Psikologi Pendidikan

            Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.

·         Pengajaran : merupakan proses pendidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta dirancang untuk mempermudah belajar.

·         Pembelajaran : merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Latar Belakang Historis:

            Ada 3 (tiga) tokoh perintis terkemuka yang mendirikan bidang psikologi pendidikan sebelum awal abad ke-20, antara lain:

1.      William James (1842-1910) : memberikan serangkaian kuliah yang bertajuk “Talks to Teachers” (James, 1899/1993). Di dalam kuliah ini, James mendiskusikan aplikasi psikologi untuk mendidik anak, mengatakan bahwa eksperimen psikologi di laboratorium sering kali tidak bisa menjelaskan kepada kita bagaimana cara mengajar anak efektif, dan James menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan.

Salah satu rekomendasinya yaitu : mulai mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.

2.      John Dewey (1859-1952) :adalah seorang motor penggerak aplikasi psikologi di bidang praktis. Dewey membangun laboratorium psikologi pendidikan pertama di AS, di Universitas Chicago, pada tahun 1894, dan pada saat di Colombia University, dia melanjutkan karya inovatifnya tersebut. Ide penting dari John dewey, antara lain:

-          Pandangan tentang anak sebagai pembelajar aktif (active learner);

-          pendidikan seharusnya difokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya; dan

-          Semua anak berhak mendapat pendidikan yang selayaknya.

Dewey adalah salah seorang psikolog yang sangat berpengaruh-seorang pendidik yang mendukung pendidikan yang layak bagi semua anak, lelaki maupun perempuan, dari semua lapisan sosial-ekonomi dan etnis.

3.      Eduard Lee Thorndike (1874-1949) : memberi perhatian pada penilaian dan pengukuran dan perbaikan dasar-dasar belajar secara ilmiah. Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak. Thorndike sangat ahli dalam melakukan studi belajar dan mengajar secara ilmiah, dan dia mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran.

Perkembangan Lebih Lanjut. Dalam ilmu psikologi Amerika, pandangan B.F. Skinner (1938), yang didasarkan pada ide-ide Thorndike, sangat memengaruhi psikologi pendidikan pada pertengahan abad ke-20. Skinner berpendapat bahwa proses mental yang dikemukakan oleh psikolog seperti James dan Dewey adalah proses yang tidak dapat diamati dan karenanya tak bisa menjadi subjek studi psikologi ilmiah yang menurutnya adalah ilmu tentang perilaku yang dapat diamati dan ilmu tentang kondisi-kondisi yang mengendalikan perilaku.

            Pada tahun 1950, Skinner mengembangkan konsep programmed learning (pembelajaran terprogram), yakni setelah murid melalui serangkaian langkah ia terus didorong (reinforced) untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Skinner menciptakan sebuah alat pengajaran yang berfungsi sebagai tutor dan mendorong murid untuk mendapatkan jawaban yang benar.



Cara Mengajar Yang Efektif

            Karena mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu bervariasi, maka tidak ad acara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal (Diaz, 1997). Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Hal ini membutuhkan dua hal utama, yaitu – pengetahuan dan keahlian professional, dan – komitmen dan motivasi.

Pengetahuan dan Keahlian Profesional : Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik, memiliki strategi pengajaran yang baik dan didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan pengajaran, dan manajemen kelas. Guru mengetahui bagiamana cara untuk memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-murid dari beragam latar belakang kultural. Guru juga memahami cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam kelas.

Penguasaan Materi Pelajaran : Guru yang eektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan memahami materi. Pengetahuan subjek materi bukan hanya mencakup fakta, istilah, dan konsep umum. Tetapi juga membutuhkan pengetahuan tentang dasar-dasar pengorganisasian materi, mengaitkan berbagia gagasan, cara berpikir dan berargumen, pola perubahan dalam satu mata pelajaran, kepercayaan tentang mata pelajaran, dan kemampua untuk mengaitkan satu gagasan dari suatu disiplin ilmu ke disiplin ilmu lainnya.

Strategi Pengajaran : Konstruktivisme ( inti dari filsafat pendidikan William James dan John Dewey) menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun (to construct) pengetahuan dan pemahaman. Menurut pandangan konstruktivisme, guru bukan sekadar memberi informasi ke pikiran anak, akan tetapi guru harus mendorong anak untuk mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, merenung, dan berpikir secara kritis. Seorang guru yang menganut filosofi konstruktivis ini tidak akan meminta anak-anak sekadar menghafal informasi, tetapi juga memberi mereka peluang untuk membangun pengetahuan dan pemahaman materi pelajaran.

Penetapan Tujuan dan Keahlian Perencanaan Instruksional : Guru yang efektif harus menentukan tujuan pengajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan, harus menyusun kriteria tertentu agar sukses. Dalam menyusun rencana, guru memikirkan tentang cara agar pelajaran bisa menatang sekaligus menarik.

Keahlian Manajemen Kelas : Guru yang efektif membangun dan mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif. Agar lingkungannya optimal, guru perlu senantiasa meninjau ulang strategi penataan dan prosedur pengajaran, pengorganisasian kelompok, monitoring, dam mengaktifkan kelas, serta menangani tindakan murid yang mengganggu kelas.

Keahlian Motivasi : Guru yang efektif punya strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar, dan mengetahui bahwa murid akan termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai dengan minatnya. Guru yang baik akan memberi kesempatan murid untuk berpikir kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri.



Keahlian Komunikasi : Guru yang efektif menggunakan keahlian komunikasi yang baik saat merela berbicara “dengan” murid, orang tua, administrator, dan yang lainnya, dan tidak perlu mengkritik, serta memiliki gaya komunikasi yang asersif, bukan agresif, manipulative, atau pasif.

Bekerja Secara Efektif dengan Murid dari Latar Belakang Kultural yang Berlainan : Di dunia yang saling berhubungan secara kultural ini, guru yang efektif harus mengetahui dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitif terhadap kebutuhan merela. Guru harus mendorong murid untuk menjalin hubungan positif dengan murid yang berbeda, dan guru harus memikirkan cara agar upaya itu berhasil.

Keahlian Teknologi : Guru yang efektif mengembangkan keahlian teknologi dan mengintegrasikan komputer ke dalam proses belajar di kelas. Integrasi itu harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid, termasuk kebutuhan mempersiapkan murid untuk mencari pekerjaan di masa depan, yang akan sangat membutuhkan keahlian teknologi dan keahlian berbasis komputer. Guru juga harus memahami dengan baik berbagai perangkat penting lainnya untuk mendukung pembelajran murid yang cacat.




Komitmen dan Motivasi : Guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Aspek ini mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada murid. Guru yang efektif juga mempunyai kepercayaan terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi negatif melunturkan motivasi merela.
Posted on by tyaputriliebe.blogspot.com | No comments

0 komentar:

Posting Komentar