Kamis, 15 Juni 2017

RESUME 5 MATERI PSIKOLOGI PENDIDIKAN SETELAH UTS


BIMBINGAN DAN KONSELING
      Bimbingan dan konseling terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada siswa dalam upaya mencapai perkembangan yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungan.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
·         Bimbingan merupakan suatu upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam mencapai perkembangan optimal yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.
·         Konseling merupakan layanan utama bimbingan dalam upaya membantu individu agar mampu mengembangkan diri dan mengatasi masalah melalui hubungan tatap muka atau melalui media, baik secara perorangan maupun kelompok.

Pengertian Bimbingan dan Konseling menurut tokoh
·         Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik.
·         Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselordengan konseli baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseli agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya.   Bimbingan dan Konseling juga dapat didefinisikan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.
Ragam bimbingan menurut masalah
v  Bimbingan akademik.
v  Bimbingan sosial pribadi.
v  Bimbingan karir.

Bimbingan Akademik
Diarahkan  untuk membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah akademik : Pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar, penyelesaian tugas dan latihan, dan pencarian dan penggunaan sumber belajar.

Bimbingan Sosial Pribadi
Membantu siswa memecahkan masalah sosial pribadi : Hubungan sesama teman, hubungan dengan guru dan staf, pemahaman sifat, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat, serta penyelesaian konflik.

Bimbingan Karis
Membantu individu dlm perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah karir :
   - Pemahaman terhadap jabatan, tugas kerja.
   - Pemahaman kondisi dan kemampuan diri.
   - Pemahaman kondisi lingkungan.
   - Perencanaan dan pengembangan karir.
   - Penyesuaian pekerjaan.
   - Pemecahan masalah karir yang dihadapi.
Tujuan Bimbingan
ü  Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan masyarakat
ü  Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin
ü  Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan
ü  Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.
Fungsi Bimbingan
ü  Pemahaman, membantu siswa memahami potensi yang dimilikinya.
ü  Preventif, mengantisipasi masalah dan berusaha mencegahnya.
ü  Pengembangan, berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
ü  Perbaikan (penyembuhan), membantu siswa yang telah memiliki masalah.
ü  Penyaluran, membantu siswa memilih kegiatan pemantapan penguasaan karir.
ü  Adaptasi, memilih metode pendidikan sesuai dengan kemampuan individu.
ü  Penyesuaian, membantu siswa menyesuaikan diri dengan program pendidikan
Prinsip-prinsip Bimbingan
ü  Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu baik bermasalah maupun tidak,
ü  Bimbingan bersifat individualisasi yang memandang setiap individu itu unik,
ü  Bimbingan menekankan hal yang positif yang membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri,
ü  Bimbingan merupakan usaha bersama dimana konselor, guru-guru dan kepala sekolah saling bekerjasama,
ü  Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan,
ü  Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan dimana bimbingan tidak hanya dapat berlangsung di sekolah.
Jenis Layanan Bimbingan
ü  Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya sbg usaha utk mengetahui diri individu seluas-luasnya & latar belakang lingkungannya.
ü  Penyajian informasi yang menyajikan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu.  Orientasi/Orientation (Cara belajar, ergaulan., Artikulasi (Articulation – khusus untuk calon siswa), dll.  
ü  Konseling merupakan layanan terpenting dalam program bimbingan yang memfasilitasi individu memperoleh bantuan pribadi secara langsung.
ü  Penempatan (Placement) dan  Tindak lanjut (Follow-up – khusus untuk alumni): pilihan kegiatan ekstrakurikuler, pilihan program studi, pilihan sekolah lanjutan, tindak lanjut., dll.
ü  Konsultasi(Consultation)
a.       Dengan petugas administrasi sekolah.
b.      Dengan staf pengajar.
c.        Dengan orangtua siswa – secara
      individual atau dalam bentuk pertemuan
      dengan para orangtua.
ü  Penilaian dan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tujuan apa saja yang telah dicapai dari program yang  dilaksanakan.

Asas Bimbingan dan Konseling
Rahasia, sukarela, terbuka, kegiatan, mandiri, kini, dinamis, terpadu, harmonis, ahli (menggunakan kaidah-kaidah profesional), ahli tangani kasus (memberikan kepada yang lebih ahli), dan tut wuri handayani (mengayomi). Penjelasan mengenai asas-asas tersebut yaitu, sebagai berikut:
1.      Asas Kerahasiaan
Asas Kerahasiaan adalah asas yang menuntut konselor merahasiakan data atau informasi yang diberikan konseli agar tidak diketahui orang lain dan data atau informasi hanya boleh disebarluaskan berdasarkan persetujuan konseli yang dapat dipertanggungjawabkan.Asas Kesukarelaan
Asas Kesukarelaan adalah asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan antara konselor dengan konseli dalam mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan.
2.      Asas Keterbukaan
Asas Keterbukaan adalah asas yang menghendaki agar konselor dan konseli bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan maupun dalam menerima berbagai informasi dari luar yang berguna bagi pengembangandirinya.
3.      Asas Kegiatan
Asas Kegiatan adalah asas menghendaki agar konselor dan konseli berpartisipasi aktif dalam rangkaian kegiatan dalam layanan bimbingan dan konseling.
4.      Asas Kemandirian
Asas Kemandirian adalah asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu konseli diharapkan menjadi mandiri secara pribadi, sosial, belajar, dan karier, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri.
5.      Asas Kekinian
Asas Kekinian adalah asas yang menghendaki permasalahan yang dihadapi konseli terjadi saat sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat konseli pada saat sekarang.
6.      Asas Kedinamisan
Asas Kedinamisan adalah asas yang menghendaki agar isi layanan hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
7.      Asas Keterpaduan
Asas Keterpaduan adalah asas yang menghendaki agar layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan dapat saling menunjang, harmonis, dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama atau kolaborasi dengan berbagai pihak yang terkait menjadi perlu dilaksanakan.
8.      Asas Kenormatifan
Asas Kenormatifan adalah asas yang menghendaki agar layanan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma yang berlaku.
9.      Asas Keahlian
Asas Keahlian adalah asas yang menghendaki agar layanan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, konselor atau pihak yang dipercaya memberikan layanan hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas konselor harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
10.  Asas Alih Tangan Kasus
Asas Alih Tangan Kasus adalah asas yang menghendaki agar konselor yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Konselor dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya konselor, dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
11.  Asas Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani merupakan asas yang diadopsi dari nilai-nilai pendidikan Ki Hajar Dewantara. Asas Tut Wuri Handayani adalah asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk berkembang maju sesuai dengan potensi yang dimiliki konseli.

Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Muro dan Kottman (1995) mengemukakan bahwa struktur program
bimbingan dan konseling komprehensif diklasifikasikan ke dalam
empat jenis layanan:
1.      Layanan dasar bimbingan yang diberikan melalui kegiatan kelas
      atau di luar kelas dalam membantu siswa mengembangkan
      potensi secara optimal.
2.      Layanan responsif yang diberikan kepada siswa yang memiliki
      masalah yang memerlukan bantuan dengan segera.
3.      Layanan perencanaan individual yang diberikan kepada semua
      siswa agar dapat membuat perencanaan masa depan.
4.      Dukungan sistem yang memberikan dukungan kepada guru
       pembimbing dalam memperlancar penyelenggaraan ketiga
       program layanan di atas.
Pendekatan Bimbingan
Ø  Pendekatan Krisis, membantu individu yang datang sesuai dengan masalah yang dihadapinya dengan lebih menggunakan pendekatan psikoanalisa.
Ø  Pendekatan Remedial, membantu memperbaiki kesulitan dan kelemahan individu dengan lebih menggunakan pendekatan behavioristik.
Ø  Pendekatan Preventif, mengajarkan pengetahuan dan keterampilam untuk mencegah dan mengantisipasi masalah.
Ø  Pendekatan Perkembangan, menggunakan teknik pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial, dan konseling.
Kualitas Pribadi Konselor
Karakteristik kualitas pribadi konselor: Pemahaman diri (mengetahui masalah yg harus diselesaikan), kompeten, kesehatan psikologis, dapat dipercaya, jujur, kekuatan (agar klien merasa aman), bersikap hangat, active responsiveness (bersifat dinamis), sabar, kepekaan (menyadari  masalah yg tersembunyi pada klien), dan kesadaran holistic (memahami klien secara utuh).


Posted on by tyaputriliebe.blogspot.com | No comments

0 komentar:

Posting Komentar