BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan konseling
terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada siswa dalam upaya
mencapai perkembangan yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan
lingkungan.
Pengertian Bimbingan dan
Konseling
·
Bimbingan merupakan suatu upaya pemberian
bantuan kepada peserta didik dalam mencapai perkembangan optimal yaitu
perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang
baik dan benar.
·
Konseling merupakan layanan utama
bimbingan dalam upaya membantu individu agar mampu mengembangkan diri dan
mengatasi masalah melalui hubungan tatap muka atau melalui media, baik secara
perorangan maupun kelompok.
Pengertian
Bimbingan dan Konseling menurut tokoh
·
Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa
bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar
dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan
jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan
rencana masa depan yang lebih baik.
·
Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan
bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor
yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau
seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan
dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap
ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi
dirinya.
Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselordengan konseli
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseli
agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang
dialaminya. Bimbingan dan Konseling juga dapat didefinisikan sebagai
upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang
dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan konseli untuk mencapai
kemandirian dalam kehidupannya.
Ragam bimbingan menurut
masalah
v Bimbingan
akademik.
v Bimbingan
sosial pribadi.
v Bimbingan
karir.
Bimbingan Akademik
Diarahkan untuk membantu individu dalam menghadapi dan
memecahkan masalah akademik : Pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan, cara
belajar, penyelesaian tugas dan latihan, dan pencarian dan penggunaan sumber
belajar.
Bimbingan Sosial Pribadi
Membantu
siswa memecahkan masalah sosial pribadi : Hubungan sesama teman, hubungan
dengan guru dan staf, pemahaman sifat, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan
dan masyarakat, serta penyelesaian konflik.
Bimbingan
Karis
Membantu individu dlm
perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah karir :
- Pemahaman terhadap jabatan, tugas kerja.
- Pemahaman kondisi dan kemampuan diri.
- Pemahaman kondisi lingkungan.
- Perencanaan dan pengembangan karir.
- Penyesuaian pekerjaan.
- Pemecahan masalah karir yang dihadapi.
Tujuan Bimbingan
ü Merencanakan
kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan masyarakat
ü Mengembangkan
seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin
ü Menyesuaikan
diri dengan lingkungan pendidikan
ü Mengatasi
hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan
pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.
Fungsi Bimbingan
ü Pemahaman, membantu siswa memahami potensi yang dimilikinya.
ü Preventif,
mengantisipasi masalah dan berusaha mencegahnya.
ü Pengembangan, berupaya menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif.
ü Perbaikan (penyembuhan), membantu siswa yang telah
memiliki masalah.
ü Penyaluran, membantu siswa memilih kegiatan pemantapan
penguasaan karir.
ü Adaptasi, memilih metode pendidikan sesuai dengan
kemampuan individu.
ü Penyesuaian, membantu siswa menyesuaikan diri dengan
program pendidikan
Prinsip-prinsip Bimbingan
ü Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu baik
bermasalah maupun tidak,
ü Bimbingan bersifat individualisasi yang memandang setiap
individu itu unik,
ü Bimbingan menekankan hal yang positif yang membangun
pandangan yang positif terhadap diri sendiri,
ü Bimbingan merupakan usaha bersama dimana konselor,
guru-guru dan kepala sekolah saling bekerjasama,
ü Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam
bimbingan,
ü Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting
(adegan) kehidupan dimana bimbingan tidak hanya dapat berlangsung di sekolah.
Jenis Layanan Bimbingan
ü Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan
lingkungannya sbg usaha utk mengetahui diri individu seluas-luasnya & latar
belakang lingkungannya.
ü Penyajian informasi yang menyajikan informasi mengenai
berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu. Orientasi/Orientation
(Cara belajar, ergaulan., Artikulasi (Articulation – khusus untuk
calon siswa), dll.
ü Konseling merupakan layanan terpenting dalam program
bimbingan yang memfasilitasi individu memperoleh bantuan pribadi secara
langsung.
ü Penempatan
(Placement) dan Tindak lanjut (Follow-up
– khusus untuk alumni): pilihan kegiatan ekstrakurikuler, pilihan
program studi, pilihan sekolah lanjutan, tindak lanjut., dll.
ü Konsultasi(Consultation)
a. Dengan
petugas administrasi sekolah.
b. Dengan
staf pengajar.
c. Dengan orangtua siswa – secara
individual atau dalam bentuk pertemuan
dengan para orangtua.
ü Penilaian dan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
tujuan apa saja yang telah dicapai
dari program yang dilaksanakan.
Asas Bimbingan dan Konseling
Rahasia, sukarela, terbuka, kegiatan, mandiri, kini,
dinamis, terpadu, harmonis, ahli (menggunakan kaidah-kaidah profesional), ahli
tangani kasus (memberikan kepada yang lebih ahli), dan tut wuri handayani
(mengayomi). Penjelasan mengenai asas-asas tersebut yaitu, sebagai berikut:
1.
Asas
Kerahasiaan
Asas Kerahasiaan adalah asas yang menuntut konselor merahasiakan data atau
informasi yang diberikan konseli agar tidak diketahui orang lain dan data atau
informasi hanya boleh disebarluaskan berdasarkan persetujuan konseli yang dapat
dipertanggungjawabkan.Asas Kesukarelaan
Asas Kesukarelaan adalah asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan
antara konselor dengan konseli dalam mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang
diperuntukkan.
2.
Asas
Keterbukaan
Asas Keterbukaan adalah asas yang menghendaki agar konselor dan konseli
bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan
maupun dalam menerima berbagai informasi dari luar yang berguna bagi pengembangandirinya.
3.
Asas
Kegiatan
Asas Kegiatan adalah asas menghendaki agar konselor dan konseli
berpartisipasi aktif dalam rangkaian kegiatan dalam layanan bimbingan dan
konseling.
4.
Asas
Kemandirian
Asas Kemandirian adalah asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan
dan konseling, yaitu konseli diharapkan menjadi mandiri secara pribadi, sosial,
belajar, dan karier, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya,
mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri.
5.
Asas
Kekinian
Asas Kekinian adalah asas yang menghendaki permasalahan yang dihadapi
konseli terjadi saat sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat
sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat
konseli pada saat sekarang.
6.
Asas
Kedinamisan
Asas Kedinamisan adalah asas yang menghendaki agar isi layanan hendaknya
selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan
sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
7.
Asas
Keterpaduan
Asas Keterpaduan adalah asas yang menghendaki agar layanan bimbingan dan
konseling yang dilakukan dapat saling menunjang, harmonis, dan terpadukan.
Dalam hal ini, kerja sama atau kolaborasi dengan berbagai pihak yang terkait
menjadi perlu dilaksanakan.
8.
Asas
Kenormatifan
Asas Kenormatifan adalah asas yang menghendaki agar layanan bimbingan dan
konseling didasarkan pada norma-norma yang berlaku.
9.
Asas
Keahlian
Asas Keahlian adalah asas yang menghendaki agar layanan bimbingan dan
konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini,
konselor atau pihak yang dipercaya memberikan layanan hendaknya tenaga yang
benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas konselor harus
terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
10.
Asas
Alih Tangan Kasus
Asas Alih Tangan Kasus adalah asas yang menghendaki agar konselor yang
tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan
tuntas atas suatu permasalahan konseli kiranya dapat mengalih-tangankan kepada
pihak yang lebih ahli. Konselor dapat menerima alih tangan kasus dari orang
tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya konselor, dapat
mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di
dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
11.
Asas
Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani merupakan asas yang diadopsi dari nilai-nilai
pendidikan Ki Hajar Dewantara.
Asas Tut Wuri Handayani adalah asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan
dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi
(memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan
dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk berkembang
maju sesuai dengan potensi yang dimiliki konseli.
Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Muro dan Kottman (1995) mengemukakan bahwa struktur
program
bimbingan dan konseling komprehensif diklasifikasikan ke dalam
empat jenis layanan:
1.
Layanan dasar bimbingan yang diberikan melalui kegiatan kelas
atau di luar kelas dalam
membantu siswa mengembangkan
potensi secara optimal.
2. Layanan responsif yang diberikan kepada siswa yang
memiliki
masalah yang memerlukan bantuan
dengan segera.
3.
Layanan
perencanaan individual yang diberikan kepada semua
siswa agar dapat membuat
perencanaan masa depan.
4.
Dukungan
sistem yang memberikan dukungan kepada guru
pembimbing dalam memperlancar
penyelenggaraan ketiga
program layanan di atas.
Pendekatan Bimbingan
Ø Pendekatan Krisis, membantu individu yang datang sesuai
dengan masalah yang dihadapinya dengan lebih menggunakan pendekatan
psikoanalisa.
Ø Pendekatan Remedial, membantu memperbaiki kesulitan dan
kelemahan individu dengan lebih menggunakan pendekatan behavioristik.
Ø Pendekatan Preventif, mengajarkan pengetahuan dan
keterampilam untuk mencegah dan mengantisipasi masalah.
Ø Pendekatan Perkembangan, menggunakan teknik pembelajaran,
pertukaran informasi, bermain peran, tutorial, dan konseling.
Kualitas Pribadi Konselor
Karakteristik kualitas pribadi konselor: Pemahaman
diri (mengetahui masalah yg harus diselesaikan), kompeten, kesehatan
psikologis, dapat dipercaya, jujur, kekuatan (agar klien merasa aman), bersikap
hangat, active responsiveness (bersifat dinamis), sabar, kepekaan (menyadari masalah yg tersembunyi pada klien), dan kesadaran holistic (memahami klien secara utuh).
0 komentar:
Posting Komentar